Maryam: Sengketa Lahan Diduga Pemicu Tewasnya Pengacara Rudi S Gani di Bone

JELAJAH CO.ID, Makassar – Kasus penembakan pengacara Rudi S Gani pada malam pergantian tahun masih menyisakan misteri.

Istri korban, Hj Maryam (45) mengungkapkan adanya dugaan bahwa sengketa lahan yang ditangani almarhum menjadi pemicu utama tragedi tersebut.

Hal itu disampaikan Hj Maryam saat ditemui di kediaman keluarganya, Jalan Kelurahan, Kaluku Bodoa, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Kamis malam 9 Januari 2025.

Menurut Maryam, perkara terakhir yang ditangani Rudi adalah kasus penyerobotan lahan di Desa Pattuku Limpoe, Kabupaten Bone.

Rudi sejatinya telah memenangkan sengketa tanah tersebut.

Namun, pihak lawan kembali melakukan penyerobotan setelah eksekusi.

“Perkara ini sudah selesai di ranah pengadilan, tapi mereka masuk lagi. Akhirnya suami saya lapor ke polisi, dan pihak kepolisian menetapkan dia sebagai tersangka,” ujar Maryam.

Baca Juga:  Munafri Arifuddin Semarakkan RunWithSMADA Makassar

Tersangka dalam kasus ini seorang petani berinisial ‘S’ pernah mengancam almarhum sebelum peristiwa tragis tersebut terjadi.

Di mana, S pernah melontarkan ancaman lewat media bahwa kalau hukum tidak bisa dipercaya lagi, biarkan mereka main sendiri.

Pernyataan tersebut kini dianggap memiliki keterkaitan kuat dengan peristiwa penembakan yang terjadi pada malam pergantian tahun di Desa Pattuku Limpoe.

Di samping itu, S terlihat beberapa kali bolak-balik di depan kantor Rudi Gani pada sore hari sebelum kejadian.

S merupakan warga asal Desa Pattuku Limpoe yang berpofesi sebagai petani

Lebih jauh, Maryam menjelaskan bahwa selama hidupnya, Rudi selalu profesional dalam menangani perkara hukum.

Ia tidak pernah bermasalah di luar pekerjaannya.

Baca Juga:  Usai ASS Ditahan di Rutan Makassar, Polisi Fokus Kejar Dua DPO Sindikat Uang Palsu UINAM

“Kalau konflik, itu hanya di ruang sidang. Di luar sidang, dia sudah menyelesaikannya dengan prinsip profesionalitas,” kata Maryam.

Istri Curigai Curigai Tiga Orang

Tiga sosok dicurigai memiliki peran dalam peristiwa tragis tersebut, termasuk otak intelektual, pelaku eksekutor, dan pihak yang membantu.

Saat ditanya apakah sengketa lahan ini menjadi motif utama penembakan, Maryam secara blak-blakan mengakui kemungkinan tersebut.

“Kecurigaan itu wajar, karena kasus ini sangat mungkin membuat pihak lawan tidak terima dengan proses hukum yang ada,” tambah Maryam.

Komentar Anda
Berita Lainnya