
JELAJAH.CO.ID, Makassar — Ketua DPD II Golkar Makassar, Munafri Arifuddin alias Appi menanggapi pertemuannya dengan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK), serta Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia beberapa waktu lalu.
Dalam pertemuan itu, Munafri menyampaikan niatnya meminta restu untuk melangkah lebih jauh dalam kepemimpinan partai di Sulawesi Selatan.
Menurut Munafri, arahan dari elite partai sangat terbuka. Ia diberikan ruang untuk bergerak, bersosialisasi, serta mewujudkan visi dalam membesarkan kembali Partai Golkar di daerah.
“Silakan bersosialisasi. Silakan kalau punya cita-cita, mau dibawa seperti apa. Mudah-mudahan bisa kembali mengembalikan marwah dan kepercayaan Golkar sebagai pemenang pemilu di Sulawesi Selatan,” kata Munafri Kamis 24 Juli 2025
Munafri pun menyatakan kesiapannya untuk mencalonkan diri sebagai Ketua DPD Golkar Sulsel. Ia menyebut bahwa saat ini merupakan waktu yang tepat untuk menjalankan berbagai strategi dan pendekatan dalam rangka memperkuat posisi Golkar di kancah politik lokal.
“Ini kesempatan untuk kita melaksanakan strategi-strategi, melakukan pendekatan-pendekatan,” kata Munafri. Namun ia menekankan bahwa proses menuju kepemimpinan itu tetap akan mengikuti jadwal dan mekanisme resmi yang ditentukan oleh DPP Partai Golkar
Dengan semangat membangkitkan kembali kejayaan partai, Munafri mengajak seluruh kader untuk bersatu dan bergerak bersama. “Silakan bersama-sama. Kita ingin Golkar kembali ke posisi puncak,” pungkasnya.
Sementara itu, beberapa waktu lalu pengamat politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Sukri Tamma menyebut ada tiga nama besar mencuat dalam bursa calon Ketua DPD Partai Golkar Sulawesi Selatan.
Mereka adalah Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin (Appi), Anggota DPR RI Taufan Pawe, serta mantan Wali Kota Makassar dua periode Ilham Arief Sirajuddin (IAS). Meski begitu, belum ada tanda-tanda siapa yang benar-benar unggul dalam pertarungan Musda kali ini.
Prof. Sukri Tamma, menilai peluang ketiga tokoh tersebut masih sangat seimbang. “Saat ini, tidak ada satu pun kandidat yang benar-benar dominan. Semua memiliki peluang yang relatif sama,” ujarnya, Senin 21 Juli lalu.
Menurut Sukri, baik IAS maupun Taufan Pawe dikenal sebagai tokoh lama yang sudah berpengalaman di tubuh Golkar. Sementara Appi, yang baru empat tahun bergabung di partai, kini dinilai sebagai rising star setelah sukses menorehkan prestasi di Pilkada Makassar.
Tidak hanya soal pengalaman, Musda Golkar Sulsel kali ini juga diwarnai isu regenerasi dan harapan akan munculnya pemimpin muda. “Pak Appi memang kerap dipandang sebagai representasi generasi muda Golkar. Namun, tetap saja, keputusan akhir sangat dipengaruhi oleh kebijakan DPP,” jelas Sukri.
Komunikasi intens pun terus dibangun oleh para kandidat, baik dengan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) maupun para tokoh senior Golkar. Pertemuan dengan Ketua Umum Bahlil Lahadalia serta Jusuf Kalla di Jakarta menjadi bagian dari langkah strategis masing-masing calon untuk memperkuat posisi.
Menariknya, sampai detik ini belum ada hasil survei maupun indikator yang bisa dijadikan acuan pasti siapa yang akan unggul. “Kekuatan para kandidat masih seimbang. Masing-masing punya keunggulan sendiri,” tambah Sukri.
Lebih jauh, Sukri menekankan pentingnya kemampuan komunikasi bagi ketua yang terpilih nantinya. Selain harus mampu mengelola dinamika internal, pemimpin Golkar Sulsel berikutnya juga dituntut menjaga hubungan eksternal yang baik.
Jelang Musda, peluang munculnya nama baru yang mengejutkan juga dinilai sangat kecil. “Melihat situasi sekarang, tampaknya sulit ada calon kejutan. Ketiga nama inilah yang paling menonjol,” tutup Prof. Sukri.