
JELAJAH.CO.ID, Makassar – Upaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Kota Makassar terus digalakkan.
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin menekankan pentingnya peningkatan kualitas pelayanan medis di setiap fasilitas kesehatan.
Dengan sarana dan prasarana yang dimiliki, RS Islam Faisal diharapkan mampu memberikan layanan yang semakin baik kepada masyarakat, di era modern saat ini, rumah sakit perlu bertransformasi mengoptimalkan pelayanan pasien secara menyeluruh.
Pesan tersebut disampaikan Munafri saat mendampingi Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Muhammad Jusuf Kalla, dalam prosesi peletakan batu pertama pembangunan gedung baru RS Islam Faisal, Jl. AP Pettarani, Kecamatan Rappocini, Makassar, Senin 22 September 2025.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada jajaran Kalla Group atas inisiasi pembangunan gedung baru Rumah Sakit Islam (RSI) Faisal.
Menurutnya, proyek ini menjadi harapan besar bagi peningkatan kualitas kesejahteraan masyarakat Makassar, khususnya dalam layanan kesehatan yang menjadi fokus utama pemerintah kota.
“Pembangunan RS Faisal ini bukan sekadar menambah bangunan fisik di Makassar, tetapi merupakan proses pembentukan dan penguatan kualitas layanan kesehatan yang ada di kota ini,” kata Munafri saat memberikan sambutan pada groundbreaking pembangunan RS Islam Faisal.
Munafri memaparkan, saat ini di Kota Makassar terdapat 53 rumah sakit, yang terdiri atas 31 rumah sakit ibu dan anak, 14 rumah sakit khusus, serta sejumlah rumah sakit yang dimiliki oleh berbagai instansi, termasuk Kementerian Perhubungan dan Kementerian Agama.
Sehingga, kehadiran RS Islam Faisal, lanjutnya, diharapkan menjadi sinergi yang baik antara pemerintah kota dan pihak swasta untuk bersama-sama meningkatkan mutu layanan kesehatan.
“Kami sangat berkomitmen mendukung pembangunan ini. Apa pun yang bisa kami bantu, baik dari sisi prosedur administrasi maupun perizinan, akan kami support dengan sebaik-baiknya,” tutur Appi.
“Jika ada hal yang perlu kami intervensi, silakan disampaikan, agar proses pembangunan bisa berjalan lancar,” lanjutanya.
Munafri juga menekankan pentingnya keberadaan RS Islam Faisal sebagai salah satu alternatif pusat rujukan kesehatan di Kawasan Indonesia Timur.
Dimana, eksistensi rumah sakit ini diyakini akan menambah ketersediaan tenaga medis dan membuka lapangan kerja baru, sekaligus mendorong perputaran ekonomi masyarakat sekitar.
“Kami berharap pembangunan RS Islam Faisal dapat selesai sesuai target waktu dan segera memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Kota Makassar,” tutupnya.
Diketahui, RS Islam Faisal sendiri pertama kali diresmikan pada 24 September 1980 dan berdiri di atas lahan seluas 44.632 meter persegi dengan luas bangunan awal sekitar 4.400 meter persegi.
Kini, rumah sakit tersebut terus melakukan renovasi dan pengembangan, termasuk pembangunan gedung baru setinggi delapan (8) lantai untuk menambah kapasitas dan meningkatkan mutu pelayanan.
Dalam upaya mewujudkan visi sebagai rumah sakit profesional dan menjadi pilihan utama masyarakat, RS Islam Faisal kini berada di bawah naungan kerja sama dengan PT Kalla Group yang turut mendukung pengembangan layanan kesehatan di Makassar.
Dalam sambutannya saat groundbreaking pembangunan RS Islam Faisal, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia, Muhammad Jusuf Kalla (JK), mengisahkan sejarah awal berdirinya rumah sakit tersebut.
Menurutnya, RS Islam Faisal lahir dari program Sehat Ulama, sebuah inisiatif sosial untuk melayani para ulama yang kala itu banyak menghadapi masalah kesehatan serius.
“Dulu, pendiri rumah sakit ini dimulai dari semangat sosial. Kita berusaha menolong para ulama yang sakit,” jelasnya.
“Namun seiring perkembangan zaman, layanan kesehatan berubah dari semata-mata usaha sosial menjadi bisnis sosial,” tambah JK.
JK, mengajak seluruh pihak untuk menyiapkan manajemen dan pelayanan yang modern dalam pengelolaan rumah sakit, termasuk RS Islam Faisal Makassar yang kini memasuki tahap pembangunan gedung baru.
Ia menekankan bahwa kemajuan teknologi dan meningkatnya kebutuhan pasien kini menimbulkan persaingan besar di dunia layanan kesehatan.
Karena itu, rumah sakit harus dikelola dengan manajemen bisnis yang kuat, didukung tenaga medis profesional dan peralatan kesehatan modern.
“Perbaikan mutu layanan kesehatan hanya bisa dihadapi dengan sistem manajerial yang baik dan visi yang jauh ke depan. Tidak mungkin lagi kita mengandalkan cara-cara lama,” tegasnya.
JK mencontohkan bagaimana Singapura dan Malaysia, mampu menjadi destinasi utama layanan kesehatan di Asia Tenggara.
Banyak pasien Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri, padahal sebagian dokter Malaysia dulunya menempuh pendidikan di Indonesia.
Lanjut dia, ang membuat mereka maju bukan hanya dokternya, tetapi sistem, manajemen, dan fasilitasnya.
“Itu yang harus kita tiru. Kita harus menyiapkan rumah sakit dengan standar layanan layaknya hotel dan manajemen penerbangan terbaik,” imbuh tokoh karimatik asal Sulsel itu.
Menurut JK, RS Islam Faisal harus memanfaatkan pembangunan gedung barunya sebagai momentum untuk bertransformasi menjadi rumah sakit rujukan modern di Kawasan Indonesia Timur, sekaligus memberikan layanan kesehatan yang setara dengan standar internasional.
“Kesehatan tetap menjadi tujuan utama, tetapi di balik itu harus ada manajemen bisnis yang kuat agar rumah sakit bisa bersaing,” tutup JK.