Gubernur Sulsel-Walkot Makassar Gerak Cepat Redam Bentrok Antarwarga di Sapiria dan Borong Taipa

JELAJAH.CO.ID, Makassar– Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman menegaskan pemerintah provinsi telah mengambil langkah cepat dan terukur terkait pecahnya perang antarkelompok di wilayah utara Kota Makassar.

Insiden bentrokan antarawarga Kampung Sapiria dan Borong Taipa, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, pada Selasa 18 November 2025 itu menyebabkan tujuh rumah terbakar serta menelan satu korban jiwa yang diduga tertembak senapan angin.

Gubernur Andi Sudirman menyampaikan ia secara langsung berkoordinasi dengan Kapolda Sulsel dalam hal penanganan serta pengamanan lokasi kejadian. “Kami sudah berkoordinasi dengan Polda Sulsel untuk mengambil tindakan terukur. Harap warga menahan diri dan tidak mudah terprovokasi,” tegasnya.

Andi Sudirman juga menekankan pentingnya upaya bersama antara pemerintah daerah dan aparat keamanan demi mencegah konflik susulan serta menjaga kestabilan keamanan di Makassar. Menurutnya, tindakan cepat harus dilakukan agar situasi tidak melebar dan memicu kerusakan yang lebih besar.

Baca Juga:  Munafri - Aliyah Motivasi Keluarga Dharma Wanita

Selain memastikan langkah-langkah penegakan hukum berjalan, Andi Sudirman juga meminta aparat untuk mempertebal patroli serta memberikan perlindungan penuh kepada warga yang terdampak.

Karena itu, ia mengajak seluruh pihak, terutama warga di wilayah tersebut untuk menahan emosi serta menyerahkan penanganan situasi kepada aparat. “Keselamatan masyarakat adalah prioritas. Kami tidak ingin ada lagi korban jatuh. Pemerintah akan hadir untuk memastikan kondisi kembali stabil,” cetusnya.

Sementara Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin alias Appi menegaskan bahwa tindakan kriminal yang terjadi tidak boleh dibiarkan dan harus segera ditindaklanjuti. Apalagi hingga menelan korban dna merugikan pihak lain.

“Saya sudah lakukan koordinasi terbatas, dengan pihak kepolisian, termasuk ke Pak Dansat Brimob serta TNI, untuk memastikan orang-orang yang terlibat itu ditindak,” katanya.

Ia telah berkomunikasi langsung dengan pihak berwajib untuk mempercepat proses identifikasi dan penangkapan pelaku.

Baca Juga:  Empat Dekade Berlalu, Wali Kota Appi Kenang Sekolah di UPT SPF SD Inpres Kampus IKIP

Appi menegaskan, bahwa penanganan serta upaya dari pihak berwajib keamanan harus dilakukan dengan serius dan cepat.

“Karena tindakan tersebut sudah merupakan kejahatan, jadi harus diproses lebih lanjut lagi,” tegasnya.

“Saya tegaskan, saya sampaikan, dan saya bicara bahwa ini harus cepat diatensi dengan serius,” tambahnya.

Tak hanya fokus pada penindakan, Appi juga menyiapkan langkah pencegahan sebagai solusi bagi anak muda untuk jangka panjang.

Pemkot Makassar, akan masuk langsung ke wilayah tersebut untuk menghadirkan pola pembinaan, pelatihan, dan kegiatan produktif bagi anak-anak serta remaja yang rentan terlibat aksi negatif.

“Kami akan masuk ke dalam untuk memberikan pola-pola pelatihan, kita beri kegiatan yang bermanfaat kepada anak-anak yang ada di sana,” jelasnya.

Namun, ia mengakui tantangan utama adalah banyaknya pelaku atau kelompok yang masih berusia sangat muda, berkisar 14 hingga 15 tahun.

Baca Juga:  BPBD Makassar Bantu Korban Kebakaran di Kelurahan Maccini Sombala

Kondisi itu membuat pemerintah harus menyesuaikan pendekatan, termasuk dengan menyediakan pelatihan informal dan wadah pendidikan nonformal.

“Persoalannya, kalau kita kumpul-kumpul dengan yang ada di sana, kadang-kadang yang mau diberikan pekerjaan itu justru anak-anak usia 14 sampai 15 tahun,” tuturnya.

“Karena itu, kita harus memberikan pelatihan informal supaya mereka bisa masuk ke kegiatan yang produktif,” lanjut dia.

Pelatihan tersebut mencakup berbagai keterampilan dasar yang dapat langsung digunakan untuk mencari penghasilan, seperti perbengkelan motor, servis AC, hingga keterampilan teknis lainnya.

Selain itu, Pemkot juga merancang sistem pendidikan informal yang dapat membantu mereka mendapatkan ijazah penyetaraan sebagai bekal mencari kerja.

“Kita ingin mereka punya skill yang bisa dilaksanakan, kita buat sistem pendidikan informal di wilayah itu untuk merespon kebutuhan mereka, sehingga nanti mereka punya ijazah untuk dibawa cari kerja,” tutup Munafri.

Komentar Anda
Berita Lainnya