
JELAJAH CO.ID, Makassar – Banyaknya persoalan yang dihadapi tentang mutu pendidikan di Sulawesi Selatan dinilai perlu dilakukan berbagai upaya peningkatan signifikan. Agar mutu pendidikan di daerah mampu bersaing dengan daerah lain.
Hal itu terungkap dalam refleksi akhir tahun 2024 yang digelar dewan pendidikan Sulawesi Selatan pada diskusi bertajuk “Potret Pendidikan Sulawesi Selatan” di warung kopi Sija, Jalan Mapala, Senin 30 Desember 2024.
Berdasarkan data yang dianalisis para anggota dewan pendidikan Sulawesi Selatan. Potret mutu pendidikan mencakup empat indikator
Pertama, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), hasil asesmen kompetensi nasional mencakup literasi dan numerasi, hasil akreditasi sekolah/madrasah, dan angka pengangguran.
“Soal IPM kita berada diperingkat 14 dibandingkan dengan provinsi lain pada tahun 2024,”ujar Ketua Dewan Pendidikan Sulawesi Selatan, Prof Arismunadar dalam pemaparannya tentang mutu pendidikan Sulawesi Selatan.
Sementara hasil asesmen kompetensi nasional literasi dan numerasi menunjukkan jumlah peserta didik yang telah mencapai kompetensi minimum dua tahun terakhir jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK 2023 dan 2024 yang ini berada pada tingkat kategori sedang.
Pencapaian ini berada di bawah rata-rata pencapaian nasional (2023) yaitu literasi 68,10 persen dan numerasi 62,50 persen (Dirjen PAUD dan Dikdasman 2024).
Lanjut mantan Rektor UNM itu menambahkan, rata-rata lama sekolah (RLS), Sulawesi Selatan berada diperingkat 21 dengan provinsi lain pada tahun 2024. Hingga dampaknya berimbas pada angka pengangguran lulusan di Sulsel.
Berdasarkan data angka pengangguran lulusan SMA di Sulsel tahun 2024 mencapai 5,86 persen, lulusan DI-DIII tahun 2024 mencapai 9,01 persen.
Kemudian, lulusan SMK tahun 2024 7,41 persen dan lulusan DIV, S1 hingga S3 tahun 2024 mencapai 6,29 persen.
“Kepada pemimpin pemerintah yang baru terpilih ditingkat provinsi Sulsel maupun ditingkat kabupaten/kota agar memberikan prioritas program pendidikan pada peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan, seperti peningkatan literasi/numerasi, akreditasi, peningkatan APK/APM TK dan perguruan tinggi, dan penanganan anak tidak sekolah,”katanya.
Turut hadir dalam kegiatan ini Prof Hasnawi, Dr Ulfa, Yasmin Thalib, Irman Yasin Limpo, Kadir Halid, Nurdin, Mulyono Tjajo, dan Masrur Razak.