PKS Buka Suara Soal ASS Diduga Terseret Sindikat Uang Palsu UIN Alauddin Makassar

JELAJAH CO.ID, Makassar – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) buka suara terkait posisi ASS yang disebut-sebut sebagai Annar Salahuddin Sampetoding. ASS diduga terseret sindikat uang palsu yang terjadi di kampus UIN Alauddin Makassar.

Sekretaris PKS Sulawesi Selatan Rustang Ukkas mengatakan, kalau di sistem organisasi, Annar bukan sebagai kader PkS karena tidak pernah mendaftar sebagai kader.

“Pak Annar tidak sebagai kader PKS,”ujar Rustang saat dikonfirmasi melalui pesan whatsApp, Jumat malam, 20 Desember 2024.

Lanjut Rustang, adapun pengakuan Annar sebagai Dewan Pakar PKS, sampai saat ini belum mendapatkan SK terkait itu.

“Hanya saja, 2 tahun terakhir menjelang pilkada, beliau sering berinteraksi dengan PKS,”katanya.

diketahui, polisi telah menetapkan 17 tersangka sindikat uang palsu di UIN Alauddin Makassar. Para tersangka terancam penjara 10 tahun.

Sebanyak 17 tersangka itu dijerat Pasal 36 ayat 1, ayat 2, ayat 3 dan pasal 37 ayat 1 dan 2 UU Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang. Para pelaku terancam ancaman pidana paling lama 10 tahun hingga seumur hidup.

Baca Juga:  Dewan Sulsel Berharap KRIS Dapat Meningkatkan Pelayanan Kesehatan

Dua dari 17 tersangka anggota sindikat uang palsu tersebut merupakan oknum karyawan bank dari dua bank BUMN yang berbeda.

Sedangjan barang bukti yang berhasil di sita berupa di Gedung Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Gowa, yakni satu uni mesin cetak besar GM-247IIMP-25 offset printing machine.

Total barang bukti yang dirilis di Polres Gowa yakni mata uang rupiah pecahan Rp 100 ribu emisi 2016 sebanyak 4.554 lembar.

Mata uang rupiah Rp 100 ribu emisi 1999 sebanyak enam lembar. Sebanyak 234 lembar kertas bergambar uang pecahan Rp 100 ribu emisi 2016 yang belum dipotong.

Mata uang Korea sebanyak satu lembar senilai 5.000 Won. Mata uang Vietnam sebanyak 111 lembar senilai 500 Dong.

Baca Juga:  Usai Ditetapkan di DPRD Sulsel, PDI Perjuangan Dukung Kepemimpinan ANDALAN HATI

Mata uang rupiah sebanyak dua lembar dengan pecahan 1.000 emisi 1964. Mata uang rupiah Rp 100 ribu emisi 2016 sebanyak 234 lembar.

Kemudian, satu bungkus bubuk aluminium, satu kaleng tinta masing-masing warna putih, merah dipesan dari Tiongkok. Kaleng tinta warna hitam. 13 tinta printer, timbangan digital dan sembilan lembar plat khusus serta peralatan pendukung lainnya, sembilan ponsel, satu sepeda motor dan dua mobil telah disita petugas

Yang lebih mengejutkan, polisi juga menyita fotokopi sertifikat deposito Bank Indonesia senilai Rp 45 triliun dan satu lembar Surat Berharga Negara (SBN) bernilai Rp 700 triliun.

Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan Wibisono menyampaikan, Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Andi Ibrahim otak sindikat uang palsu

“Jadi mereka yang 17 orang ini perannya berbeda-beda, ya tapi peran sentralnya ada di saudara AI,” ungkap Yudhiawan dalam konferensi pers di UIN Alauddin Makassar, Kamis 19 Desember 2024.

Baca Juga:  Syaharuddin Alrif Lepas 263 Calon Jemaah Haji, Instruksikan Tim Medis Jaga Lansia

Yudhiawan tidak merinci peran masing-masing para tersangka. Namun kasus ini mulai terbongkar dari penangkapan tersangka inisial M.

“Ada pertama dari saudara M, yang telah melakukan transaksi dengan saudara AI untuk melakukan jual beli uang palsu,” tuturnya.

“Nah uang palsu perbandingannya satu banding dua. Jadi satu asli, dua uang palsu, terus kemudian transaksi ini sudah melalui beberapa tersangka yang lain,” tambah Yudhiawan.

Yudhiawan mengaku kasus ini masih dalam penyidikan lebih lanjut. Tersangka dalam kasus uang palsu UIN Alauddin Makassar ini berpotensi bertambah.

“Kemudian juga saudara S, kemudian ada juga saudara ASS. Saya sengaja tidak sebutkan karena belum memenuhi kekuatan hukum tetap, jadi harus singkatan,” ucapnya.

Komentar Anda
Berita Lainnya